City Tak Lagi Perkasa, Guardiola: Tidak Ada yang Abadi
Manchester City tim yang selama ini mendominasi sepak bola Inggris dan Eropa, harus menelan pil pahit setelah tersingkir dari Liga Champions di babak 16 besar. Pada leg kedua melawan Real Madrid di Santiago Bernabeu, Kamis (20/2/2025) dini hari WIB, The Citizens takluk dengan skor 1-3. Hasil ini membuat mereka kalah agregat 3-6 dan harus mengubur mimpi mereka untuk mempertahankan gelar.

City Tak Lagi, Guardiola: Tidak Ada yang Abadi
Kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi Manchester City, yang dalam beberapa musim terakhir selalu menjadi favorit untuk menjuarai kompetisi tertinggi di Eropa. Sejak kedatangan Pep Guardiola pada 2016, City telah meraih berbagai trofi bergengsi , termasuk enam gelar Premier League, beberapa trofi domestik, dan puncaknya adalah trofi Liga Champions pada tahun 2023.
Namun, kali ini City tampaknya mengalami penurunan performa yang signifikan. Mereka tidak hanya tersingkir dari Liga Champions, tetapi juga sudah tereliminasi dari Piala Liga Inggris (Carabao Cup), dan di Premier League mereka tertinggal 17 poin dari pemuncak klasemen, Liverpool.
City Tak Lagi Perkasa, Guardiola: Tidak Ada yang Abadi
Usai pertandingan melawan Real Madrid,City Tak Lagi Perkasa Guardiola secara terbuka mengakui bahwa timnya saat ini tidak lagi mendominasi seperti beberapa tahun terakhir.
“Tidak ada yang abadi. Kami sudah luar biasa dan kami harus selangkah demi selangkah mencoba untuk lebih baik mulai hari ini,” ujar Guardiola seperti dikutip dari BBC.
Guardiola juga menegaskan bahwa Manchester City harus fokus mengamankan posisi empat besar di Premier League untuk memastikan tiket ke Liga Champions musim depan.
“Di masa lalu kami luar biasa bukan kepalang, tapi sekarang tidak lagi. Kami masih ada 13 pertandingan lagi di Premier League dan harus finis empat atau lima besar agar bisa bermain di Liga Champions lagi tahun depan,” tambahnya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa Guardiola sadar betul bahwa performa timnya saat ini tidak dalam kondisi terbaik. Ia tidak lagi berbicara soal gelar, melainkan hanya ingin memastikan bahwa City bisa kembali tampil di kompetisi Eropa musim depan.
Faktor-Faktor Penyebab Kemunduran Manchester City
Kegagalan City musim ini tidak datang begitu saja. Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan penurunan performa mereka:
-
Cedera Pemain Kunci
Sepanjang musim ini, Manchester City mengalami masalah cedera yang cukup serius. Kevin De Bruyne sempat absen cukup lama, sementara Erling Haaland juga beberapa kali tidak bisa tampil dalam kondisi terbaiknya. Absennya dua pemain ini sangat berpengaruh terhadap produktivitas tim, terutama dalam membangun serangan dan mencetak gol. -
Keletihan Mental dan Fisik
Setelah meraih treble winners pada musim 2022/2023, para pemain City Tak Lagi PerkasaTak Lagi Perkasatampaknya mengalami kelelahan, baik secara fisik maupun mental. Bermain di level tertinggi selama beberapa tahun berturut-turut membuat mereka kehilangan ketajaman dan motivasi. -
Persaingan yang Semakin Ketat
Klub-klub lain di Premier League mulai menunjukkan perkembangan yang signifikan. Liverpool di bawah asuhan Jurgen Klopp kembali ke performa terbaiknya, sementara Arsenal dan Aston Villa juga tampil impresif. Bahkan, tim seperti Tottenham dan Newcastle juga mampu bersaing di papan atas. -
Strategi Guardiola yang Mulai Terbaca
Guardiola dikenal sebagai pelatih dengan taktik canggih, tetapi dalam beberapa musim terakhir, tim-tim lain tampaknya mulai memahami pola permainan City. Lawan-lawan mereka kini lebih siap dalam menghadapi serangan City dan sering kali berhasil mengantisipasi strategi mereka.
Dampak Kegagalan Terhadap Masa Depan Guardiola dan City
Tersingkir dari Liga Champions dan kesulitan di Premier League tentu menimbulkan berbagai spekulasi tentang masa depan Guardiola di Manchester City. Beberapa pihak mulai bertanya-tanya apakah ini adalah musim terakhir Guardiola di Etihad.
Namun, dalam berbagai kesempatan, Guardiola menegaskan bahwa ia masih ingin melanjutkan proyeknya bersama City. Meski demikian, tekanan terhadapnya semakin besar, terutama jika City gagal mengamankan tiket Liga Champions untuk musim depan.
Dari sisi pemain, kegagalan musim ini juga bisa mempengaruhi masa depan beberapa bintang Perkasa. Kevin De Bruyne, yang kini sudah berusia 33 tahun, mungkin mulai mempertimbangkan untuk mencari tantangan baru. Erling Haaland, yang menjadi incaran Real Madrid, juga bisa tergoda untuk hengkang jika City tidak mampu kembali ke jalur kemenangan.
Rencana Manchester City ke Depan
Guardiola dan manajemen City tentu tidak akan tinggal diam menghadapi situasi ini. Ada beberapa langkah yang bisa mereka ambil untuk kembali ke puncak:
-
Mendatangkan Pemain Baru
City mungkin akan melakukan perombakan skuad pada bursa transfer musim panas. Mereka membutuhkan tambahan tenaga di lini tengah dan pertahanan untuk memperkuat tim. Nama-nama seperti Jude Bellingham dan Jamal Musiala sempat dikaitkan dengan City, meskipun peluang untuk mendatangkan mereka cukup sulit. -
Menjaga Motivasi Pemain
Guardiola harus menemukan cara untuk mengembalikan motivasi pemainnya. Dengan musim ini yang hampir pasti tanpa gelar besar, ia harus meyakinkan skuadnya bahwa mereka masih bisa kembali kuat di musim depan. -
Mengembangkan Taktik Baru
Guardiola dikenal sebagai pelatih yang inovatif. Untuk menghindari taktiknya semakin mudah ditebak oleh lawan, ia harus mencari pendekatan baru dalam strategi permainannya. -
Fokus pada Liga Champions Musim Depan
Jika City berhasil mengamankan tiket ke Liga Champions musim depan, mereka harus belajar dari kesalahan musim ini dan lebih fokus dalam kompetisi tersebut.
BACA JUGA:Menjamu Man City Madrid Tak Akan Cuma Bertahan
Kegagalan Manchester City di Liga Champions dan performa buruk mereka di Premier League menunjukkan bahwa dominasi mereka mulai memudar. Guardiola mengakui bahwa tidak ada kejayaan yang abadi, dan City kini harus berusaha keras untuk bangkit.
Meskipun musim ini tampak sulit, Manchester City masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri. Dengan sisa 13 pertandingan di Premier League, mereka harus memastikan finis di posisi empat besar agar tetap bisa bersaing di Liga Champions musim depan.
Langkah-langkah perombakan tim, baik dari segi strategi maupun komposisi pemain, kemungkinan besar akan diambil oleh Guardiola dan manajemen City dalam beberapa bulan ke depan.
Apakah Manchester City bisa kembali bangkit dan menjadi kekuatan dominan seperti sebelumnya? Waktu yang akan menjawab. Namun satu hal yang pasti, era kejayaan tidak akan bertahan selamanya, dan tantangan terbesar bagi Guardiola adalah bagaimana membawa timnya kembali ke jalur kemenangan.
Leave a Reply